Sora masuk tim bola basket di SMA-nya, tetapi rekan-rekan setimnya ogah-ogahan dan tak peduli dengan pertandingan. Ia harus mengubah pikiran mereka demi terjadi kemajuan.
Sora Kurumatani tak sabar untuk bergabung dengan tim basket sekolah barunya. Namun harapannya pupus saat tahu bahwa tim itu penuh anak nakal yang tak mau bermain basket.
Keahlian Sora yang seperti bebek membuat teman sekelasnya terkesan, tapi melawan lima pemain sendirian terbukti sulit. Ia terbantu oleh aturan yang tak banyak diketahui.
Si kembar menyadari bahwa semangat Sora mengubah sikap mereka terhadap basket. Beberapa teman mereka datang mengharapkan pertandingan yang sama sekali berbeda.
Sora dan timnya mempersiapkan diri untuk pertandingan pertama mereka, membuat semua orang terkesan. Ia memberi tahu Madoka tentang keputusannya untuk tak pernah menyerah.
Tokiwa memanfaatkan kelemahan tersembunyi Sora, tetapi Sora justru menyukai tantangan tambahan itu, sampai ketika tembakannya meleset untuk pertama kalinya.
Sora berhasil melakukan tembakan dua tangan dan membuat penonton terkesan dengan semangatnya. Namun SMA Shinmaruko masih unggul 20 poin dan Sora terjatuh.
Madoka menggendong Sora yang tertidur lelap ke rumah neneknya dan mengetahui alasan ia pindah ke Kanagawa. Hari berikutnya, ia terkejut melihat Sora kembali penuh energi.
Setelah melihat betapa usangnya bola basket Tobi, Sora mendekatinya. Namun perilaku kasar Tobi memburuk, sehingga menyebabkan insiden fatal di lapangan.
Sora membuktikan bahwa Tobi hanya membela diri, tetapi hal itu tak mengubah hukuman Tobi. Sementara itu, Tobi berbicara dengan Hanazono bersaudara.
Sora pergi memperbaiki salah satu sepatunya yang robek saat latihan. Tak disangka, toko yang didatanginya adalah rumah salah satu teman sekolahnya, Nao.
Penilaian blak-blakan Nao yang kini menjadi manajer tim menyulut pertandingan antara tim basket putra dan putri, dengan harga diri Madoka sebagai taruhannya.
Kesal dengan jalannya pertandingan, Nao keluar dari tim, tetapi ia lupa membawa buku catatannya. Saat para anggota tim putra mengintip isinya, mereka pun dibuat terpukau.
Tim bersemangat menjalani kamp pelatihan dengan Nao. Namun Nao sudah mempersiapkan rencana yang jelas tak terlalu menyenangkan bagi mereka.
Nabeshima dan Chucky meninggalkan kamp pelatihan usai mengalami kekalahan pahit. Setelah Sora gagal meyakinkan mereka untuk kembali, mereka menyaksikan sesuatu di taman.
Sora berterima kasih kepada Nao yang memperbaiki sepatunya. SMA Kitasumi datang untuk pertandingan latihan, tetapi semua orang terkejut melihat Tokiwa ikut serta.
Pertandingan memanas, dengan Tarou dan Chiaki berharap mencuri perhatian Nao. Setelah skor imbang, Nao menyuruh Sora untuk mengubah taktik.
Tarou yang mendendam mulai menjaga Sora di seluruh penjuru lapangan, memaksanya mengikuti tempo Sora. Memori tentang ibunya membantu Sora bertahan di lapangan.
Chucky dan Nabeshima meneruskan aksi Sora, menjaga Tarou dengan format dua lawan satu dalam aksi mengejutkan. Namun hal ini memberi pelatih tim lawan sebuah ide balasan.
Inilah babak terakhir dan skor imbang. Permainan Momoharu mulai menurun sampai Konishi mengingatkan kenangan penting yang pernah mereka lewati bersama.
Chiaki meminta Sora mengisi posisi tak biasa sebagai point guard selagi ia fokus berusaha mencetak skor. Sementara itu, Madoka menyambut seorang tamu istimewa.
Setelah menerima sebuah saran jujur, Sora menyadari bahwa mentalnya butuh dibenahi. Keesokan harinya, ia menerima pesan mengejutkan yang membangkitkan semangatnya.
Chiaki dan Nao berdiskusi dengan Sora tentang penyebab ia enggan mencetak tembakan tiga angka. Setelah itu, Sora menghadapi Tobi dalam turnamen basket sekolah.
Sora ingin Mokichi bergabung dalam tim basket. Mokichi adalah pemain yang berbakat, tetapi ia menjelaskan bahwa dokter melarangnya berolahraga.
Mokichi yang menyesal memohon untuk bergabung dalam tim. Sora meragukan keseriusannya dan menantangnya dalam pertandingan satu lawan satu untuk menguji tekadnya.
Berkat usaha mereka di bidang akademik, tim bisa bersiap mengikuti kompetisi antar SMA mereka yang pertama. Namun mereka tak bisa tidur di malam menjelang pertandingan.
SMA Kuzu menghadapi tim yang tangguh di babak pertama. Nao melihat peluang untuk menang setelah formasi Shinjo diubah, tetapi ada masalah pada strategi Nao.
Shinjo memasang jebakan dan Chiaki pun terperangkap. Chiaki kehilangan ketenangan dan mengacaukan tempo permainan timnya. Tak lama kemudian, keunggulan SMA Kuzu sirna.
Sebagai point guard, Sora bekerja keras mencegah Shinjo memperbesar keunggulannya. Chiaki, yang kesulitan menahan rasa marah, hanya bisa menyaksikan dari bangku cadangan.
Dengan kembalinya Chiaki ke lapangan, SMA Kuzu menguasai permainan. Sementara itu, ibunya Sora meminta izin pergi dari rumah sakit agar ia dapat melihat Sora bermain.
Meski cedera, Kojima kembali ke lapangan dan membantu tim memulihkan kekuatan saat para anggota SMA Kuzu melemah. Madoka membantu ibunya Sora menemukan tempat menonton.
Tobi mencetak tembakan tiga angka, membuat SMA Kuzu memimpin lagi menjadi dua digit. Namun, tim itu terus mengalami kesulitan menekan Shinjo yang bangkit kembali.
SMA Kuzu kurang empat angka untuk unggul dengan sisa waktu semenit. Namun, Momoharu gagal melakukan dua lemparan bebas, memberikan Shinjo kesempatan untuk menang.
Sora pergi menemui ibunya dan terkejut menerima permintaan maaf penuh air mata. Setelah itu, Tobi mempertimbangkan undangan dari pelatih sebuah sekolah di Yokohama.
Gedung klub terbakar karena puntung rokok dan tim mendapat pelajaran keras tentang tanggung jawab. Dengan kepergian Sora, Madoka benar-benar merasa kesepian.
Sekolah-sekolah lain bereaksi terhadap berita SMA Kuzu yang kehilangan tim basketnya, Tobi bermain melawan pemain mahir berambut jingga, dan Sora pulang ke rumah.
Nao dan Chiaki berusaha memulai sebuah klub apresiasi basket, tetapi kesulitan mendapatkan izin. Momoharu mendapat pelajaran lain tentang tanggung jawab.
Para anggota tim SMA Kuzu bertemu kembali di sekolah, tetapi mereka butuh pembina sekolah untuk memulai klub baru. Momoharu ingin mendekati Pak Satsuki sendirian.
Setelah pergi dengan teman-temannya ke karaoke, Madoka menyadari bahwa anting berharganya terjatuh. Kemudian, Nao mengenang situasi sulit yang dihadapi timnya.
Sora dan teman-temannya menonton pertandingan Yokohama Taiei melawan SMA Shinmaruko. Segera, masuknya anak kelas 10 berambut jingga di saat terakhir, memanaskan suasana.
Setelah bintang Yokohama Taiei, Shiraishi, berkata-kata kasar, Mineta dari kelas 10 memikirkan lagi masa depannya di tim. Sementara itu, Nao mengungkap rencana barunya.
Dengan masa depan klub yang tak menentu, Nao mendorong para anggota klub berlatih dengan sungguh-sungguh untuk pertandingan mendatang melawan pemain-pemain junior Taiei.
Kesalahan memalukan oleh Yasuhara membuat Taiei unggul di awal. Tak goyah oleh permainan lemah timnya itu, Sora membalas dengan beberapa tembakan tiga angka yang cepat.
Tobi ikut dalam permainan, lalu membuat lawan dan rekan-rekan setimnya kacau karena ia bermain egois. Nao mendesak Sora mengubah taktik, tetapi lelaki ini punya ide lain.
Taiei menolak menghentikan rebound saat mendekati paruh waktu. Nao pun terpaksa mengambil timeout. Pelatih Taiei meminta Tetsuo untuk menerobos zona pertahanan tim Kuzu.
Saat istirahat paruh waktu, Yozan Kamiki, siswa baru Taiei, terkejut saat tahu nama keluarga Sora. Madoka berkencan dengan Tsukasa, tetapi pikirannya terbang ke hal lain.
Kuzu melawan saat serangan Tobi menghasilkan lemparan bebas & Sora memasukkan tembakan 3-poin sulit. Lalu, Nao menggunakan taktik agresif untuk terus memberikan tekanan.
Meski tertinggal di detik-detik terakhir babak, Kuzu mengejutkan tim Taiei dengan beberapa operan membingungkan. Yozan nekat mengajukan diri untuk bertanding.
Sora sadar ia telah meremehkan lawannya setelah Yozan sukses menggiring bola melewatinya. Mokichi kembali memasuki arena dan Mineta amat ingin membuktikan kemampuannya.
Di menit-menit terakhir pertandingan, Tobi mengajari Fuwa rendah hati, tetapi hal itu tak cukup untuk menahan Taiei saat Shiraishi melancarkan serentetan tembakan.
Para pemain dari SMA Kuzu mengetahui bahwa sekolah itu secara resmi telah mengakui tim mereka. Kendati perasaan semua orang campur aduk, Sora bersedia berusaha.